Minggu, 04 Mei 2008

Bandot tua,Jakarta Post



ada rasa geram tak terkira, berbalut kesedihan mendalam. Artikel itu bercerita tentang seorang kakek pensiunan pilot asal Inggris berusia 72 tahun bernama Sheldon Archer. Si kakek ini punya istri bernama Mbak Yuyun yang umurnya 23 tahun. Perbedaan umur buat saya bukan masalah. Pernikahan pria bule dengan perempuan Indonesia juga bukan soal buat saya. Tapi, kata-katanya si kakek dalam wawancara dengan Jakarta Post itulah yang bikin saya marah besar sekaligus sedih betul.
“This is keeping me young. I’ve always been associated with beautiful women and this is the best relationship I’ve ever had,” katanya kepada Duncan Graham, kontributor Jakarta Post tentang hubungannya dengan Yuyun. Si kakek melanjutkan bacotannya dengan memuji perempuan Indonesia yang menurutnya jauh lebih hebat dibanding perempuan di Inggris yang ia sebut menjijikkan. Hidup di Indonesia juga katanya lebih nyaman dan ia serasa seperti di surga. “I was treated like Beckham. They are so sensual,” katanya.
Ya, baguslah kalau mereka bahagia dan wajarlah kalau si kakek bangga. Tapi ternyata si kakek ini punya ‘bacot’ yang ekstra ‘bocor’ kalau tidak bisa dibilang bodoh.
“Let’s face it; every middle-aged man has a fantasy of making it with a young girl — just ask Bill Clinton. Here in Indonesia fantasy can become fact.” Kampret!
Lebih lanjut si kakek bandot ini bilang, perbedaan umur budaya bukan masalah, demikian juga dengan masalah perbedaan agama yang ditemuinya ketika ia mau menikahi Mbak Yuyun.
“I had to become a Muslim to marry. I just mumbled a few words I didn’t understand. I’m not religious and Yuyun isn’t serious about religion.” Masya Allah!
Kegeraman saya sampai pada puncaknya ketika si kakek dengan bangga mengaku ingin berbagi ‘keberuntungannya’ di tempat tidur dengan perempuan Indonesia seperti Mbak Yuyun. Untuk itu dia dan istrinya mendirikan apa yang mereka sebut “Internet Dating Agency” melalui internet.
Bandot-bandot lain yang tertarik cukup membayar 20 dolar Amerika atau sekitar 180 ribu perak
untuk mendapatkan kontak dengan salah satu perempuan itu dan selanjutnya terserah mereka untuk menjalin hubungan. Mau layanan lebih? Cuma 1.500 dolar, si kakek dan istrinya akan menjemput ‘klien’ mereka di airport dan memperkenalkan pada perempuan idaman mereka.
“Once we arrive in Probolinggo, my wife Yuyun will introduce you to drop-dead, gorgeous women from villages and small towns who just love Caucasions; don’t care much about your age or financial status and who will love you as a person, not as a meal ticket. Imagine walking down the street or through a store where all the women smile and wave at you, wanting to meet you. Would you like a wife who never complains, nags or refuses sex? One who devotes her life to making you happy? ” Kata-kata itu ditulis dengan huruf merah besar-besar di halaman depan situs mereka lengkap dengan foto-foto si calon istri.
Bangsat!! Sebagai orang Indonesia saya tersinggung berat. Coba saja lihat
situs ‘dating agency’ mereka itu di sini kalau anda mau tahu mengapa saya memaki. It looks more like prostitution to me, grandpa!

Marah di satu sisi, sedih di sisi lain. Harus diakui bahwa kemiskinan masih melanda banyak warga negara kita. Wajar kalau banyak yang kemudian tertarik memperbaiki dan memutuskan untuk menikah dengan bandot macam si kakek Sheldon ini.
“Indonesian women list being faithful at the top of their requirements in a man. There’s a bit of hero worship. They like white skin,” kata si bandot.
Sedih. Betul betul menyedihkan. Sangat amat menyedihkan Betapa malangnya Indonesiaku..

Tidak ada komentar: